Teknologi informasi yang mapan dan memanjakan manusia,
membuat manusia semakin mudah untuk berinterkasi dan berkomunikasi satu dengan
lainnya. Masyarakat di belahan dunia barat dapat dengan begitu mudahnya untuk
berhubungan dengan masyarakat di timur tengah di pojok utara ataupun di daerah
timur. Termasuk juga dalam berhubungan dagang dan berinvestasi. Karena
kemajuan teknologi tersebut mendorong kemudahan manusia di seluruh dunia untuk
berkomunikasi tanpa ada batas wilayah Negara atau biasa kita sebut
globalisasi.
IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah
suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi
jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
IFRS
merupakan produk IASC dan IASB. IFRS adalah produk IASB versi baru dan IAS
adalah produk IASC versi lama. Selain itu terdapat pula International Financial
Reporting Intrepretation Committee (IFRIC) dan Standing Intrepretation
Committee (SIC).
Manfaat
dari konvergensi IFRS secara umum diantaranya adalah :
• Memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi
Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
• Meningkatkan
arus investasi global melalui transparansi.
• Menurunkan
biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara
global.
• Menciptakan
efisiensi penyusunan laporan keuangan.
• Meningkatkan
kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk
melakukan earning management.
Kendala
Adopsi Penuh IFRS di Indonesia
Ada 3
kendala dalam mengadopsi penuh IFRS;
1. Kurang
siapnya infrastuktur seperti DSAK sebagai Financial Accounting Standart Setter.
2. Kondisi
perundanga-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
3. Kurang
siapnya SDM dan dunia pendidikan di Indonesia
Penerapan
IFRS :
Semua persiapan ke arah sana harus diselesaikan karena ini
akan dimulai pada 1 Januari 2012. Coba dilihat dampak pada biayanya karena
pengalihan standar akan menyebabkan timbulnya ongkos tambahan,” ungkap Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (5/5), saat menjadi pembicara
kunci dalam seminar ”IFRS, Penerapan dan Aspek Perpajakannya”.
Menurut Sri
Mulyani, konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu
didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas
internasional yang sudah lama menganut standar ini.
”Kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu itu perlu dilakukan,” ujarnya.
”Kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu itu perlu dilakukan,” ujarnya.
Selain IFRS, kutub standar akuntansi
yang berlaku di dunia saat ini adalah United States General Accepted Accounting
Principles (US GAAP).
Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).
Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.
Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).
Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.
Tujuan
IFRS adalah :memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang :
1.
transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang
disajikan
2.
menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. dapat dihasilkan dengan biaya yang
tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar